Tentang Harga Diri


Hari ini gw mau cerita sedikit tentang harga diri atau self-esteem.

Banyak banget sebenarnya perempuan-perempuan di luar sana yang struggling dengan harga diri yang rendah atau low self-esteem. Mungkin gw kasih dulu ya pengertian tentang self-esteem supaya kita bisa 
sejalan membaca tulisan ini (tsaaah).

Self-esteem menurut Buss (1973) merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan (tidak diungkapkan secara terang-terangan). Jadi, self-esteem merupakan hasil evaluasi diri sendiri. Bukan dari hasil penilaian orang lain. Makanya ada yang bilang kalau dirinya jelek, ga modis, gendut, kurus, ga cantik padahal seringkali orang lain tidak melihat demikian.

Nah, yang paling sering mengalami low self-esteem itu perempuan, karena jadi perempuan itu tuntutannya banyak. Tuntutan yang sebenarnya dibuat untuk dijadikan sasaran komoditas produk tertentu aja. Perempuan dibilang cantik kalau putih, kurus, tinggi, rambut lurus panjang, pinggangnya kecil  which is yang bisa begitu cuma boneka Barbie! (lalu gw emosi...)

Kemarin gw ada jadwal konseling dengan seorang perempuan. Kalau lihat penampakannya sebenarnya ga ada yang salah. Rambut hitam lurus sebahu, badannya kurus mungil gitu, gayanya juga modis. Tapi setelah ngobrol lebih lanjut, baru ketahuan kalau dia sama sekali merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Insecure. Akhirnya setelah gw gali-gali dia merasa bahwa dia tuh ga cantik juga ga percaya diri dengan kemampuan dirinya. Sejujurnya gw jadi bingung harus bersikap gimana, mesti ngomong apa, lah wong dia cantik, tapi bisa-bisanya ga merasa cantik. Kalau mau dibandingin sama gw mah lebih cantik dia, tapi mungkin gw yang percaya dirinya berlebihan (hahaha).

Perasaan low self-esteem ini bahaya kalau terus menerus dipelihara. Low self-esteem atau penghargaan diri yang rendah bisa membuat seseorang tidak bisa berkembang walau sebenarnya dia mempunyai kualitas untuk sukses. Sama seperti perempuan yang kemarin gw temui. Dia sudah dapat promosi naik jabatan beberapa kali, dan beberapa kali juga ia menolak. Minder karena merasa dia tidak sekolah tinggi (katanya cum lulusan SMK), takut karena merasa tidak akan mampu mengambil keputusan yang baik, ga berani mengambil resiko untuk maju, karena penghargaannya terhadap diri sendiri hampir tidak ada. Padahal, kalau sampai dia dapat promosi, kan berarti dia memang bagus dan dianggap mampu oleh atasannya untuk memikul tanggung jawab yang lebih berat. Tapi semua itu tidak dia ambil karena dia menganggap bahwa dirinya selalu tidak baik, tidak mampu, tidak bisa. Low self-esteem ini juga bisa mempengaruhi perilaku. Individu yang menilai dirinya rendah cenderung menjadi lebih tertutup, pendiam, dan karena lebih sering memendam masalah si individu tersebut cenderung lebih gampang untuk menjadi depresi.

Self-esteem merupakan salah satu bagian dari Teori Hierarki Kebutuhannya Abraham Maslow. Disebut bahwa manusia mempunyai  lima kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dari yang paling dasar (kebutuhan fisiologis seperti haus atau lapar) sampai aktualisasi diri. Esteem atau penghargaan berada di tingkat ke-empat yang harus dipenuhi sebelum akhirnya individu bisa mengaktualisasikan dirinya secara penuh. Menurut Maslow, manusia membutuhkan penghargaan, baik menghargai diri sendiri atau pun menghargai orang lain. Dan memang terbukti benar, kalau Esteem Needs tidak terpenuhi, maka individu akan susah untuk melakukan aktualisasi diri (kemampuan untuk memanfaatkan semua potensi diri yang ada untuk kemudian menjadi yang terbaik diantara individu-individu yang lain), seperti contoh kasus gw di atas.

Cara kita memandang diri kita, sehingga akhirnya kita berani untuk menghargai diri kita sendiri itu terpengaruh oleh beberapa faktor. Lingkungan keluarga merupakan faktor yang banyak berperan dalam pembentukan self-esteem kita. In my case, perempuan yang merasa tidak cantik tadi sebenarnya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga terutama ayah, yang tidak pernah memberikan suatu penghargaan (dalam hal ini berbentuk pujian) terhadap si anak perempuan ini. Keadaan ini menyebabkan dia merasa tidak dicintai, tidak cantik, tidak aman, karena orang-orang terdekatnya tidak pernah membuat dia merasa nyaman dengan dirinya. Walau pun tidak semua mempunyai kasus yang sama, namun keluarga sebagai tempat pertama individu masuk ke dunia memang seharusnya bertugas untuk membangun self-esteem yang baik untuk si anak.

So, what should we do?
1.    Karena low self-esteem ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, akan lebih baik kalau kita memilih  orang-orang yang berpikiran positif untuk ada di sekeliling kita. Pilihlah teman-teman yang berpikiran positif, melakukan hal yang positif.
2.    Gali potensi yang menonjol di diri kita. Semua manusia diciptakan dengan tujuan. Tidak ada yang tidak berguna, jadi pasti ada talenta yang bisa kita gunakan.
3.    Bersikaplah baik dengan diri sendiri. Don’t push yourself too hard. Kita manusia. Dan manusia punya batas. Manusia bisa bikin salah.
4.    Set up the real expectation. Gw tau bahwa gw ga punya gen yang sama dengan gen yang dimiliki oleh supermodel. Gw ga bakalan bisa kurus ceking kayak mereka. So, walau pun gw diet setengah mampus, badan gw akan tetap curvy kayak sekarang. Kalau gw dalam berdiet menaruh harapan segila gw pengen badannya kayak supermodel, yang ada gw pasti akan depresi karena itu merupakan suatu hal yang mustahil (kecuali gw ga makan sama sekali, mungkin. Tapi gw ga mau). Expectation atau harapan yang tidak terpenuhi akan menimbulkan kekecewaan. Akhirnya, kembali lagi kita akan menganggap bahwa diri kita tidak mampu. Ini semacam lingkaran setan.
5.    Latihan. Latihan untuk terus-terusan berpikir positif. Baca sesuatu yang positif, tontonlah sesuatu yang positif, perkatakanlah kata-kata yang positif.
6.    Kerjakan hal-hal yang membuat senang.

Sounds basi ya? Tapi harus dicoba, karena kalau kita ga pernah mencoba, kita tidak akan pernah tahu kan. Dan ingat, yang terpenting kita harus menerima diri kita apa adanya. Penerimaan terhadap diri kita akan membuat perasaan dan hidup kita lebih mudah dan nyaman. Setelah itu improve skill kita and be the best that you can be!

xoxo

0 comments