Cinta Hanyalah Perasaan



Jumat lalu gw pergi ke pernikahan temen gw. Dan di situ gw terharu banget sama janji nikah yang mereka ucapkan berdua. Pasangan ini sudah kenal dari TK,sekelas, sebangku dan setelah pisah karena yang cowok sekolah ke Australia akhirnya mereka ketemu lagi, pacaran, dan akhirnya menikah.

19 tahun.

19 tahun perasaan yang timbul dari jaman mereka masih bocah begitu koq bisa-bisanya bertahan selama itu ya? Mereka pernah menjalani hubungan dengan orang lain pastinya, namun keputusan untuk kembali ke perasaan yang lama merupakan keputusan yang luar biasa.

Apa yang mampu membuat kita bertahan dalam suatu hubungan? Cinta?

Dulu gw juga berpikir tentang hal yang sama. Kalau kita cinta sama seseorang, perasaan itu ga akan hilang. Tapi faktanya ga seperti itu. Karena kalau memang cinta mampu membuat kita bertahan dalam suatu hubungan kenapa kalau kita pacaran kita bisa putus? Padahal katanya kita cinta. Berarti cinta bisa hilang kan? Karena setelah putus, instead of masih cinta biasanya perasaan kita berubah jadi benci, jadi kesel, jadi eneg kalau ngeliat muka mantan. Apalagi kalau putusnya ga baik-baik.
 
Jadi, sebenarnya apa sih cinta itu? Cinta itu adalah bagian dari perasaan. Pun cinta adalah sebuah keputusan. Sama kayak kita benci, jijik, atau takut. Cinta, sama dengan perasaan-perasaan tersebut yang bisa datang dan pergi. Coba deh tanya sama orangtua kita pasti ada masa-masa dimana mereka kesal sama pasangan mereka. Tapi apa yang membuat mereka bertahan dengan orang yang sudah mereka pilih sebagai pasangan hidup mereka? Cuma 1 kata. KOMITMEN.
 
Komitmen adalah janji. Janji untuk melakukan sesuatu. Dalam konteks hubungan percintaan atau pun relationship, janji ini berlaku dalam semua masa kehidupan yang kita alami bersama pasangan kita. Susah – senang, kaya – miskin, sehat – sakit, benci – ga benci, ngeselin – ga ngeselin, apa pun itu, keputusan kita untuk berkomitmenlah yang mampu membuat kita bertahan.
 
Ga gampang memang tetap berkomitmen dengan apa yang sudah kita pilih. Banyak alasan yang bisa kita berikan untuk akhirnya menyerah untuk tidak berkomitmen lagi. So what should we do?
 
Yang bisa kita lakukan hanya sadar. Sadar bahwa cinta hanyalah perasaan. Bisa datang, bisa pergi. Sadar bahwa yang kita cintai juga manusia, sama seperti kita. Bisa salah, bisa ngeselin, bisa bikin kita murka secara sengaja atau ga sengaja, bisa menyenangkan hati kita dan secara bersamaan juga mampu membuat mood kita berantakan. Dan sadar bahwa cinta itu harus dijaga, dipupuk, diusahakan supaya tetap ada di dalam hubungan kita.
 
Hubungan yang berjalan baik hanya dapat dilakukan oleh orang yang dewasa. Dewasa secara mental, tindakan, dan cara berpikir. Coba bayangin kalau secara mental masih labil lalu memutuskan untuk menjalin hubungan serius, menikah misalnya. Biasanya sih runyam jadinya. Dalam hubungan apa pun pasti ada masalah. Dan bila yang masuk ke dalam hubungan tersebut belum dewasa maka masalah apa pun yang timbul tidak akan diselesaikan dengan baik. Capek kan kalau punya pasangan yang instead bisa diajak bicara untuk menyelesaikan masalah yang ada malah keseringan ngambek ga jelas.
 
Jadi, buat yang semua yang sedang jatuh cinta, ga salah sih kalau membombardir pasangan dengan seluruh perhatian, mengumbar kata cinta segudang, atau pun PDA (public display affection) dimana-mana. Tapi ingat ya, lakukanlah itu dengan komitmen. Berkomitmenlah semua hal itu akan kalian lakukan setiap hari, setiap saat, setiap kapan pun kalian bisa, bukan hanya di awal hubungan aja. Berkomitmenlah untuk menjaga agar cinta yang kalian miiki tidak hilang. Karena, cinta hanyalah perasaan.


xoxo





0 comments