Berbeda Bukan Sebuah Dosa

Trend. Supaya dibilang ‘kekinian’, pasti orang-orang berlomba-lomba untuk mengikuti  trend yang ada. Alhasil, semua orang tampak sama.

SAMA.

Pernah ga kamu di-bully gara-gara berpenampilan berbeda? Gw pernah.

Sebagai anak pindahan dari luar pulau Jawa, gw cukup struggling untuk bisa bertahan di dunia pergaulan ibukota. Gw bukan jenis perempuan yang dibesarkan dekat dengan dunia salon. Nyokap gw lebih senang beliin gw buku daripada ngajak gw ke salon, selain karena dia juga bukan yang jenis suka nyalon. Alhasil, gw sangat cuek. Jaman SMP, gw tampil dengan rambut panjang, tapi megar. Keriting-keriting ga jelas, plus warna coklat kusam gara-gara dari kecil kerjaannya cuma manjat pohon sama main layangan di lapangan. Lalu suatu hari, gw mendapat satu nama julukan yang bertahan sampai sekarang, “singa”.

Ceritanya, karena rambut gw di hari itu kacau balau ga bisa diatur karena abis potong rambut dan modelnya aneh banget (kata Mbak-mbak yang potong, itu model rambutnya Diana Pungky. Tapi Diana Pungky rambutnya lururs, sedangkan rambut gw keriting gajebo. Kalau lo ga tau, ya sudahlah ya. Kita beda jaman), gw pakai bando yang dimaksudkan untuk menenangkan megarnya rambut gw. Sampai sekolah, nah ketemu sama temen-temen gw yang mulutnya juga kalau ngomong ga pakai saringan. Gw sama sekali ga ingat siapa yang pertama kali nyeletuk, tapi pokoknya setelah hari itu gw sangat terkenal dengan julukan “rambut singa”. Rambut megar yang pakai bando jadi kayak singa. Shit.


Si rambut singa ini bertahan terus sampai gw kuliah. Disaat gempuran era smoothing rambut yang luar biasa, gw tetap survive dengan rambut gw yang keriting-keriting gajebo ini. Gw masih tetap berjalan dengan dagu terangkat walau hampir semua teman geng gw melakukan smoothing rambut. Sebenarnya dalam hati, gw juga pengen punya rambut lurus tergerai kayak mereka. Tapi koq rasanya itu bukan gw deh...

Sampai akhirnya, di tahun 2007, gw udah ga bisa tahan lagi. Gw akhirnya melakukan proses smoothing rambut! Yes! Happy! Tapi Cuma seminggu. Gw ga suka, soalnya rambut gw kayak lepek-lepek gimana gitu. Koq kayaknya gw malah kehilangan kepribadian gw. Tapi emang dasar perempuan ya, tahun 2014 gw smoothing lgi rambut gw. Dan kali ini gw beneran ga suka, cenderung benci dengan diri gw sendiri kenapa gw mau melakukan hal itu. Akhirnya, rambut sepunggung gw babat jadi rambut bob-nya Victoria Beckham. Lebih pendek lagi malah.

Sometime, being different is good. Berbeda dari orang lain membuat kita bisa lebih dikenal. Berbeda membuat kita bisa gampang dilihat, gampang ditemukan.

Berpenampilan sama sesuai trend belum tentu juga cocok dengan kita. Sama seperti trend alis kekinian yang semacam alisnya Sinchan. Ada sih yang bisa dengan bagus tampil dengan alis begitu. Tapi banyak juga yang tampil macam naroh Nori di atas mata (Nori itu lembaran rumput laut yang dikeringkan, dipakai di masakan Jepang, googling deh kalau mau tau lebih lanjut). Trus trend pakai crop-top, atasan yang memperlihatkan udel lo dengan riang gembira. Iya kalau perut lo bagus, rata macam perutnya Rita Ora. Lah kalau buncit macam perut badut Ancol, apa iya bisa dibilang bagus?
Sempat ada juga trend pakai lipstik warna hitam. Jujur deh, lo sendiri juga pasti serem kan ngeliat bibir lo semacam abis makan ayam Cemani buat ritual ruwatan, bahkan mendekati penampakan Rihanna pun tidak.

Gw nulis ini bukan karena desperate. Gw nulis ini karena gw prihatin. Kita tuh semakin didikte sama media, jadi bahan untuk jualan mereka aja. Mau cocok, ga cocok, kita pakai walau pun sebenarnya kita tampak sangat konyol with those trends. Come on girls...we are better than that.

So, buat perempuan-perempuan yang berani tampil beda, i give you salute. Lo bisa survive di dunia yang sebetulnya unreal ini. Dengan berani tampil beda artinya lo hidup merdeka, tidak dikekang oleh sesuatu. Dengan tampil berbeda, lo mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan ke lo. Dengan tampil berbeda, lo membuat kehidupan jadi berwarna. Dengan tampil berbeda, lo melatih diri lo untuk menjadi lebih berani. Karena tampil berbeda itu bukan sebuah dosa. Bisa tampil berbeda itu merupakan suatu anugerah.


xoxo



0 comments