Kick Out The Burnout

Akhir-akhir ini gw merasa lelah (tsaaaahhh...barbie sungguh lelah hahaha)

Capek banget deh rasanya. Udah capek kerja plus kuliah sampai malam. Fix mata berkantung macam panda, muka gradakan, rambut awut-awutan, sudah jadi semacam gorila.

Tapi, mungkin aja gw mengalami gejala awal dari burnout...

Tau burnout? Burnout menurut Websters’s Ninth New Collegiate (1987) dalam Caputo (1991,3) adalah “exhaustion of physical or emotional strength” yang artinya kelelahan fisik dan emosional. Definisi yang hampir sama diberikan oleh Utami B. Hariyadi (2006, 57), bahwa “burnout adalah istilah yang menggambarkan kondisi emosional seseorang yang merasa lelah dan jenuh secara mental, emosional dan fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan yang meningkat”.

Nah, mirip amat itu gejala sama keadaan gw sekarang...

Burnout itu biasanya terjadi dalam lingkungan pekerjaan. Kenapa lingkungan pekerjaan? Karena lingkungan pekerjaan adalah tempat di mana kita menghabiskan sebagian  besar waktu kita sehari-hari. Lingkungan pekerjaan merupakan tempat yang mempunyai rutinitas tetap dan cenderung statis. As a human, kita butuh sesuatu yang dinamis walau memang kita mampu bertahan di situasi yang statis. Tapi ya itu, lama-lama kan jenuh juga. Konflik di dalam lingkungan pekerjaan yang terjadi terus menerus juga mampu menimbulkan gejala burnout, karena konflik menguras energi.
Bekerja terlalu keras juga bisa membuat burnout. Ambisi yang telalu tinggi namun tidak diimbangi dengan kemampuan yanng cukup dari si individu pun mampu menyebabkan burnout.

Burnout ini punya gejala-gejala, seperti:
1.    Timbulnya emosi-emosi negatif seperti frustasi, marah, depresi, juga kegelisahan yang berlebihan.
2.    Masalah-masalah kesehatan yang muncul, dikarenakan individu yang mengalami burnout menjadi terkuras energinya menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan mebuat penyakit lebih mudah menyerang (gw sering flu akhir-akhir ini), atau malah jadi susah tidur.
3.    Lalu kinerja yang menurun dikarenakan individu yang mengalami burnout ini merasa terpaksa untuk bekerja.

Tapi burnout berbeda ya dengan stress. Kalau burnout kita sampai kehilangan motivasi dan menjadi putus asa. Sedangkan bila si individu stress, hanya cenderung untuk bersikap secara berlebihan dalam hal emosi. Burnout merupakan suatu keadaan yang melibatkan seluruh aspek fisik, emosi dan mental. Agak susah untuk keluar dari situasi burnout karena sifatnya sungguh sangat mengekang.

Jadi gimana dong caranya mengatasi burnout atau kejenuhan? Macam-macam sih ya caranya. Kalau memang burnout terjadi karena adanya konflik di dalam lingkungan pekerjaan, maka yang harus dilakukan ya menyelesaikan konflik agar para pegawai bisa bekerja dengan nyaman kembali. Peran pimpinan yang bijaksana sangat berperan di sini.
Trus yang penting bagi si individu itu sendiri adalah menyeimbangan kehidupan, antara pekerjaan dan rekreasi. Mungkin aja kayak gw sekarang nih, kurang piknik makanya burnout hahahaha....
Rekreasi atau refreshing itu sangat penting loh. Refreshing juga ga melulu jalan-jalan. Melakukan kegiatan yang kita suka juga merupakan suatu refreshing.
Olahraga ringan juga mampu membantu melepaskan energi dan emosi negatif, plus melancarkan peredaran darah sehingga tubuh juga bisa merasa lebih segar.

Sebagai manusia, kita memang memiliki keinginan untuk mengaktualisasikan diri kita. Namun perlu diingat juga ya bahwa hidup yang seimbang itu penting. Apa gunanya kita bekerja terlalu keras kalau tidak dapat dinikmati nantinya kan...
Hidup Piknik!!!


 xoxo



0 comments