Gw mau berbagi cerita sedikit ya..
Sudah sebulanan ini gw kuliah lagi. Ngelanjutin S2 untuk jadi Psikolog. Keputusan (nekat) yang akhirnya gw ambil setelah menunda 3 tahun. Seriusan, kuliahnya ga santai hahaha...Tapi banyak banget (so far) ilmu baru yang gw dapatkan kali ini, karena kayaknya waktu gw S1 lebih banyak main-mainnya deh...
Belajar alat tes lagi sempet bikin gw kagok. Karena sejak lulus kuliah, gw ga secara langsung bersentuhan dengan alat-alat tes walau di S1 gw sudah belajar banyak macam alat tes. Gw sempet kerja di Human Resources Consultant (sekarang gw kerja di pemerintahan), tapi gw lebih sering interview calon-calon pegawai daripada ngetes mereka.
Gw belajar lagi RMIB, ROTHWELL MILLER INTEREST BLANK TEST. Suatu tes minat yang mengukur interest (minat) seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap jenis pekerjaan. Tes ini awalnya disusun oleh Rothwell pada tahun 1947 dan hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. Kemudian tahun 1958, Kenneth Miller memperluas tes tersebut menjadi 12 jenis pekerjaan. Sejak itu tes ini disebut The Rothwell Miller Interest Blank Test.
Seingat gw ya, gw baru kali ini ngerjain ini tes. Dan hasilnya ya bener banget. Sesuai kalau gw memang punya minat yang tinggi pada jenis pekerjaan yang berhubungan dengan membaca dan menulis, juga pekerjaan yang bersifat sosial. Cocok lah ya jadi Psikolog *grin*
Yang paling epic ya ngerjain tes MMPI, Minnesota Multiphasic Personality Inventory. Tes ini adalah tes psikologi yang digunakan untuk proses diagnosa gangguan jiwa oleh psikiater seperti gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi, kehohongan, dan sebagainya. Namun, alat ini dari dulu sudah diakui untuk mengukur fit and proper test oleh psikiater terhadap klien yang akan menduduki jabatan termasuk calon presiden RI yang dilakukan oleh psikiater dari RSPAD. Jadi alat ini tidak selamanya digunakan untuk mendiagnosa gangguan klinis saja namun juga dapat melihat gambaran kepribadian terutama dinamika psikologis yang terkait dengan aspek kesehatan jiwa secara umum.
Kenapa gw bilang epic? Karena kita mesti mengerjakan 566 soal, walau cuma memilih antara “ya”, “tidak” tetap aja bikin mau pingsan karena berbatas waktu sekitar 1-2 jam. Dan ngebaca soal yang agak-agak panjang begitu lumayan menghabiskan waktu juga, jadi gw harus membaca dan membuat keputusan untuk memilih yang mana dengan cepat.
Kuncinya untuk mendapatkan hasil yang valid dari tes ini adalah kejujuran dan spontanitas. Karena, kalau kita menjawabnya sok-sok jadi orang lain atau mau bohong,ya hasilnya pasti ga sesuai. Karena nanti waktu diskoring ada perhitungan Skala L atau Lies, untuk jawaban-jawaban yang bohong, juga ada Skala F, untuk jawaban-jawaban yang ngawur atau asal-asalan. Karena gw mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi penuh (bisa dirasakan pada saat selesai mengerjakan tes pasti keliyengan), hasil skoring gw lagi-lagi valid.
O iya, jadi sistem belajar alat tes ini adalah sebelum gw mengetes orang lain, ya gw harus merasakan sendiri jadi testee, orang yang dites. Jadi ketika nanti mengetes orang lain, sudah tahu rasanya. Dan rasanya ga enak hahaha...
Yang paling utama sih selain belajar (lagi) macam-macam alat tes, gw jadi punya banyak teman baru. Teman-teman yang berasal dari latar belakang berbeda tapi sama-sama punya tujuan dan mimpi untuk jadi Psikolog dan harus lulus 2,5 tahun. Ga tau juga gimana caranya, karena cerita temen-temen gw sebelumnya, memang susah untuk menyelesaikan masa kuliah ini tepat waktu akibat banyaknya laporan yang mesti dibuat sedangkan kita harus membagi waktu dengan pekerjaan. Tapi, ga ada yang ga mungkin. Susah-susah begini malah bikin gw semangat cepat selesai supaya ga berada di dalam “penderitaan” ini lama-lama. Gw harus pintar-pintar membangun semangat diri gw sendiri, mengalahkan rasa takut gagal gw, juga melatih tubuh gw untuk lebih kuat agar mampu melewati 2,5 tahun ke depan. Karena kita tidak bisa mengandalkan orang lain untuk membuat kita sukses. Kita harus berdiri kuat di atas kaki kita sendiri dan berjuang melewati segala kesusahan. Ganbatte!
0 comments